PENERAPAN TRANSPORTATION METHOD LINEAR PROGRAMMING DALAM DISTRIBUSI LOGISTIK VAKSIN COVID-19 BERDASARKAN INFORMASI GEOSPASIAL
ABSTRAK
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memiliki tantangan tersendiri untuk distribusi vaksin COVID-19. Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang beragam. Vaksin COVID-19 yang bernama Vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia pada hari Minggu, 6 Desember 2020. Selanjutnya vaksin akan didistribusikan pada tanggal 13 Januari 2021. Moda transportasi yang akan digunakan adalah multimoda transportation yaitu gabungan dari berbagai moda transportasi. Pendistribusian vaksin diperkirakan dimulai dari Jakarta, Bandung dan Surabaya sebagai kota paling padat penduduk dan dengan kasus terbanyak di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan dana untuk pendistribusian vaksin. Pada tulisan saya kali ini, saya akan mencoba untuk melakukan simulasi dan menerapkan transportation method linear programming untuk mengetahui estimasi biaya yang akan dikeluarkan pemerintah untuk mendistribusikan vaksin tahap pertama.
Kata kunci: COVID-19, Vaksin, Transportation, Linear Programming, Multimoda
I. PENDAHULUAN
Rencananya vaksin COVID-19 akan didistribusikan di daerah Indonesia pada awal tahun 2021, tepatnya pada tanggal 13 Januari 2021 hingga bulan April. Target tahap pertama yang akan menerima vaksin adalah petugas kesehatan (1,3 juta), petugas publik (17,4 juta), dan warga berusia di atas 60 tahun.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kondisi geografis yang beragam. Jenis informasi Geospasial di Indonesia dapat kita lihat pada UU nomor 4 tahun 2011 yaitu mengenai Informasi Geospasial Dasar, Informasi Geospasial Tematik, Rupa Bumi Indonesia, dll. Data tersebut sangat diperlukan untuk tercapainya jalur logistik yang dibutuhkan oleh pemerintah. Data tersebut juga sesuai dengan Peraturan Presiden tentang percepatan pelaksaaan Kebijakan Satu Peta (KSP).
Selain data dari BIG (Badan Informasi Geospasial), data dari BPS (Badan Pusat Statistika) juga diperlukan untuk mengetahui jumlah penerima vaksin di setiap daerah. Pada penulisan kali ini, saya akan melakukan simulasi dengan menerapkan transportation method linear programming untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan oleh pemerintah dalam pendistribusian vaksin ke daerah Indonesia.
II. METODE PENELITIAN
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan melakukan simulasi biaya pengiriman yang akan dikeluarkan pemerintah untuk mendistribusikan vaksin ke 10 provinsi di Indonesia dengan penduduk terbanyak dan provinsi dengan kasus terbanyak.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, 10 provinsi dengan penduduk terbanyak berbanding lurus dengan 10 provinsi dengan kasus terbanyak di Indonesia, yaitu: Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat dan Riau. Berikut merupakan data arcgis yang diperoleh dari Esri pada tanggal 12 Januari 2021 pukul 16.07 WIB.
Gambar 1. Peta Persebaran kasus COVID-19 per Provinsi
Berikut merupakan moda transportasi yang biasa digunakan dalam distribusi logistik:
1. Truk: Fleksibilitas tinggi
2. Kapal: Kapasitas tinggi dan biaya rendah, namun lamban.
3. Pesawat: Cepat namun mahal.
4. Kereta api: Biaya rendah, namun lambat dan terbatas
5. Jalur Pipa: Spesialisasi tinggi, terbatas hanya untuk liquid, dll.
6. Hand Delivery: Tahap akhir dari semua rantai pasok.
7. Multimoda: Gabungan dua atau lebih moda transportasi.
Pemilihan penggunaan moda transportasi yang tepat dapat membantu pemerintah dalam pendistribusian dari segi waktu dan biaya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Transportasi yang digunakan dalam pendistribusian logistik vaksin adalah multimodal. Multimodal transport adalah penggabungan minimal 2 moda transportasi untuk mendistribusikan objek. Penggunaan multimoda transportasi merupakan pilihan yang tepat dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kondisi geografis yang beragam. Apalagi Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa vaksin akan didistribusikan dengan menggunakan rantai pasok dingin (cold chain). Maka ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dari segi biaya dan waktu. Waktu yang ditargetkan oleh pemerintah untuk pendistribusian vaksin tahap pertama adalah mulai dari bulan Januari hingga April.
Untuk biaya yang diperlukan dalam pendistribusian vaksin dapat dihitung dengan menggunakan transportation method linear programming. Biaya yang diperlukan untuk pendistribusian vaksin per unit (dalam satuan juta). Pengiriman vaksin didistribusikan dari 3 kota besar dan utama di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung dan Surabaya. Biaya pengiriman vaksin dari Jakarta ke Jawa Barat adalah diperkirakan 20 juta rupiah. Karena lokasi yang berdekatan, biaya pengiriman vaksin dari Bandung ke seluruh daerah Jawa Barat adalah diperkirakan 10 juta rupiah. Lalu, karena jarak dari Surabaya ke Jawa Barat lebih jauh, maka biaya yang diperlukan juga lebih tinggi yaitu 25 juta rupiah, begitupula seterusnya. Rincian biaya pengiriman dari kota pusat ke 10 provinsi dengan kasus terbanyak dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Biaya Pengiriman dari Kota Pusat ke 10 Provinsi Dengan Kasus Terbanyak (Dikali 106)
Unit Cost | Jawa Barat | Jawa Timur | Jawa Tengah | Sumatera Utara | Banten | DKI Jakarta | Sulawesi Selatan | Kalimantan Timur | Sumatera Barat | Riau |
Jakarta | 20 | 30 | 30 | 40 | 10 | 10 | 150 | 100 | 40 | 70 |
Bandung | 10 | 40 | 20 | 50 | 20 | 20 | 200 | 150 | 50 | 90 |
Surabaya | 25 | 10 | 20 | 70 | 30 | 25 | 250 | 160 | 70 | 100 |
Selanjutnya, kita menentukan kita menentukan jumlah vaksin yang akan dikirim ke setiap provinsi. Jumlah vaksin yang akan dikirimkan ke setiap provinsi disesuaikan dengan biaya pengiriman tiap provinsi dan demand (permintaan setiap provinsi). Sebagai contoh, pengiriman Demand vaksin untuk provinsi Jawa Barat adalah 170 juta vaksin, maka biaya pengiriman harus disesuaikan dengan kota pusat pengiriman, yaitu DKI Jakarta ke Jawa Barat mengirimkan 80 juta vaksin dan dari Bandung ke seluruh provinsi Jawa Barat mengirimkan 90 vaksin. Sedangkan dari Surabaya ke Jawa Barat bernilai 0. Hal ini dikarenakan jarak dan biaya yang diperlukan dari Surabaya ke Jawa Barat lebih tinggi, sehingga tidak efisien. Begitupula untuk provinsi berikutnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Vaksin yang Didistribusikan dari Kota Pusat ke 10 Provinsi Dengan Kasus Terbanyak (Dikali 106)
Shipments | Jawa Barat | Jawa Timur | Jawa Tengah | Sumatera Utara | Banten | DKI Jakarta | Sulawesi Selatan | Kalimantan Timur | Sumatera Barat | Riau | | Total Out | | Supply |
Jakarta | 10 | 0 | 30 | 20 | 20 | 10 | 10 | 10 | 10 | | = | |||
Bandung | 90 | 0 | 0 | 30 | 20 | 20 | 20 | 20 | 10 | 10 | | 220 | = | 420 |
Surabaya | 0 | 130 | 120 | 20 | 20 | 20 | 20 | 20 | 20 | 10 | | 380 | = | 380 |
Total In | 140 | 120 | 80 | 60 | 60 | 50 | 50 | 40 | 30 | SUM | 1000 | |||
| = | = | = | = | = | = | = | = | = | = | Total Cost | |||
Demand | 140 | 120 | 40 | 45 | 200 | 100 | 70 | 50 | 65 | SUM | 1000 |
Kemudian, kita menjumlahkan total vaksin yang didistribusikan dari kota Jakarta ke 10 Provinsi di Indonesia adalah senilai 200 juta vaksin, dari Bandung sebanyak 420 juta vaksin dan dari Surabaya sebanyak 380 juta vaksin. Total vaksin yang disupply sebanyak 1 miliar vaksin.
Lalu jumlah vaksin yang didistribusikan ke provinsi Jawa Barat sebanyak 170 juta vaksin, ke Jawa Timur sebanyak 140 juta vaksin, ke DKI Jakarta sebanyak 200 juta vaksin. Jumlah demand vaksin setiap provinsi dapat dilihat pada tabel 2 . Total biaya pengiriman vaksin ke 10 Provinsi dengan Kasus Tertinggi adalah Rp. 35.500.000.000 atau 35 miliar 500 juta rupiah.
Dalam percobaan yang saya lakukan dengan menggunakan tools yaitu Ms. Excel, dapat menghitung biaya pengiriman dengan menggunakan Solver Parameter seperti pada gambar 2. Dengan menggunakan Solver Parameter, kita dapat memperoleh total biaya pengiriman terendah dengan memperhatikan jumlah vaksin yang dikirimkan ke setiap provinsi. Sehingga pengerjaan lebih efektif dan efisien.
Gambar 2. Solver Parameters Digunakan Untuk Mencari Biaya Terendah dari Keseluruhan Biaya Pengiriman
Demikian hasil yang saya estimasi biaya yang saya lakukan dengan menggunakan transportation method linear programming dan transportasi yang digunakan adalah Multimoda Transportation.
IV. KESIMPULAN
Setelah melakukan simulasi estimasi biaya pengiriman dengan menggunakan metode transportasi program linear yaitu:
- Moda transportasi yang digunakan oleh pemerintah dalam pendistribusian vaksin adalah Multimoda Transportation.
- Demand vaksin tertinggi dari 10 Provinsi dengan kasus terbanyak yaitu Provinsi DKI Jakarta.
- Estimasi jumlah vaksin yang akan didistribusikan adalah sebanyak 1 miliar vaksin.
- Estimasi biaya pengiriman vaksin yang diperlukan adalah Rp. 35.500.000.000 atau 35 miliar 500 juta rupiah.
- Estimasi biaya distribusi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan metode transportasi program linear.
Analisa yang sangat baik, kuantitatif dan penjelasan metode yang mudah dipahami
BalasHapusMantap! Semoga semakin banyak analisa kuantitatif seperti ini mengenai geospasial
Penjelasan metode mudah dipahami dan analisa yang cukup baik. Semoga dengan ini vaksin covid 19 dapat didistribusikan dengan baik.
BalasHapusAnalisa yang cukup baik.
BalasHapusTerimakasih penulis untuk tulisan yang informatif ini, semangat utk tulisan selanjutnya.
BalasHapusTulisannya sangat membantu dan mudah dipahami
BalasHapusTerimaksih autor
Atikel ini sangat menarik dan bermanfaat serta menambah wawasan saya, ditunggu tulisan berikut nya
BalasHapustulisan anda sangat bermanfaat yaa, menambah pengetahuan saya
BalasHapustulisan anda sangat bermanfaat yaa, menambah pengetahuan saya
BalasHapusAnalisa yang cukup baik. Terimakasih sudah berbagi.
BalasHapusArtikelnya menarik, terimaksih telah berbagi informasi:)
BalasHapusArtikelnya sangat bagus, saya suka👍
BalasHapusWah. Tulisannya sangat terstruktur dengan baik dengan landasan yang sangat kuat. Terima kasih kak jessika tulisannya sangat bermanfaat :)
BalasHapusArtikel ini sangat menarik dan jelas serta mudah dipahami. Thanks thor. Semangat untuk karya selanjutnya
BalasHapusMantap artikelnyaa, sering sering publish yaaa
BalasHapusTulisannya keren bangettt. Semangat berkaryaaa
BalasHapusKeren kak. Trimakasi ilmunya :)
BalasHapusInformasi yang bagus sekali, saya jadi lebih mengerti bagaimana cara memanfaatkan linear programming yang ternyata bisa berguna dalam analisis spasial.
BalasHapusArtikel ini menambah wawasan saya terlebih mengenai peranan geospasial.
BalasHapusTerimakasih untuk ilmu nya, teruslah berkarya
keren, sangat bermanfaat!
BalasHapusTerimakasih informasinya kak, apalagi masa sekarang informasi geospasial sangat berguna bagi negara Indonesia
BalasHapusPenyampaian informasi, dan penyelesaian masalah dilakukan dengan sangat jelas. Keren!
BalasHapus